Posting by Pramesti Putri T Jumat, 20 April 2018 18:03:19 WIB 995 kali
Sabtu, 6 Januari 2018 | 11:14 WIB
Wartawan: H. Dicky Aditya
GalamediaNews-Pertarungan merebut kursi Jabar 1 sudah semakin dekat. Sejumlah bakal calon mulai menyusun strategi guna memenangi pertarungan politik di Jawa Barat ini.
Ada beberapa bakal calon yang sudah muncul ke publik, selain nama-nama yang sudah familiar seperti, Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, Wakil Gubernur Jawa Barat, Dedy Mizwar, Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi atau mantan Kapolda Jabar, Anton Charliyan, juga ada nama baru hasil pengusungan dua partai besar PKS dan Gerindra. Kedua partai itu sudah sepakat mengusung pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar, Mayjen (Purn) Sudrajat dan Ahmad Syaikhu.
Namun dari beberapa nama itu, berdasarkan hasil kajian terakhir yang dilakukan Parameter Konsultindo di bulan November 2017, menunjukan bakal calon Gubernur Jawa Barat yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil masih leading, dengan hasil 43,60 persen. Disusul kemudian Deddy Mizwar dengan 20,70 persen, Dedi Mulyadi 7,30 persen, kader PDIP, Sutrisno 5,20 persen, Aa Gym 4,80 persen, serta Dede Yusuf 4,30 persen, dengan Margin of error 3 persen.
"Hasil survey kami sebetulnya menunjukan Ridwan Kamil memimpin, tapi saat ini masih tergantung pada kerja para calon dan mesin politik mereka di lapangan, hasil ini bisa saja akan berbeda jika masing-masing calon itu sudah ada pasangannya," kata Dr. Agus Aribowo dari Parameter Konsultindo kepada wartawan di Dafam Rio Hotel, Jalan RE. Martadinata, Bandung, Jumat (4/1/2018) malam.
Menurut Ari, untuk memenangkan kontestasi di Pilgub Jabar tidak cukup hanya bermodalkan personal branding, dibutuhkan satu mesin partai yang sangat kuat dan militan sampai ke wilayah terkecil. "Bicara kota atau kabupaten, personal branding mungkin bisa dominan daripada mesin parpol, tetapi di Pilgub kondisinya bisa berbeda, butuh parpol yang mesin politiknya solid, dan saya lihat selain PKS ada PDIP," terang pria yang akrab disapa Ari.
Ari menyebut, berdasarkan kajiannya, partai yang terbilang solid saat ini ada di PDIP dan PKS. Soliditas mesin partai tersebut sudah terlihat kuat dari tingkatan pusat hingga pada tingkatan desa.
Untuk itu, keputusan Ridwan Kamil mengambil pasangannya sebagai calon Wakil Gubernur akan mempengaruhi keputusan dari partai-partai lainnya (partai pengusung calon lain). Demikian pula keputusan yang akan diambil PDIP sebagai partai terbesar saat ini di Jawa Barat, akan sangat mempengaruhi keputusan partai-partai lain yang akan mengusung jagoannya.
"Sebagai contoh, Ridwan Kamil selalu leading di hasil survey, tapi mesin politiknya masih tanda tanya. Ia butuh wakil yang sangat pas dan solid. Kebutuhan suara di Pantura, ada H Sutrisno dari PDIP, di sentral Jawa Barat ada Iwa Karniwa (Sekdaprov), tapi di posisi sentral ini Ridwan Kamil juga sudah kuat, nah bagaimana dengan Pantura?," ucap Ari.
Editor: H. Dicky Aditya